Powered By Blogger

Kamis, 19 Mei 2011

Awas, Migrain Menurun ke Anak!

Sakit kepala sebelah alias migrain ternyata tak hanya sekadar nyeri kepala di satu sisi saja. Migrain bisa berubah menjadi stroke bahkan diwariskan ke anak cucu.

Menurut Prof Dr. Mohammad Hasan Machfoed SpS (K), spesialis penyakit syaraf dari RS Dr Soetomo, Surabaya, migrain adalah kelainan pembuluh syaraf (neurovaskuler). Kelainan itu terjadi karena peningkatan kepekaan sebagian otak. Perubahan sensitivitas otak membuat diameter pembuluh darah otak mengecil. Akibat aktivitas syaraf perasa di kepala yang meningkat akhirnya membuat rasa sakit yang hebat pada penderita.

"Kepekaan otak inilah yang bersifat genetik," papar Mohammad. Menurut Guru Besar Universitas Airlangga itu apabila ayah dan ibu penderita migrain, maka peluang anak keturunannya menjadi sebesar 75 persen. Sementara bila hanya salah satu orang tua yang menderita migrain peluangnya menurun jadi 50 persen.

Menurut peneliti dari Medical Research Council Fungsional Genomics Unit, Universitas Oxford menemukan gen penyebab migrain yang dinamakan TRESK. Saat gen ini bermutasi, ia dapat lebih mudah memicu pusat nyeri otak dan menyebabkan sakit kepala yang parah, demikian laporan yang dimuat dalam jurnal Nature Genetics.

Yang harus diwaspadai, ibu hamil penderita migrain rawan melahirkan bayi yang kecil atau umum dikenal dengan istilah bayi berat lahir rendah (BBLR) walaupun usia kandungan sudah cukup dan organ tubuhnya sempurna. Jika terjadi BBLR maka perkembangan otak bayi dapat terpengaruh. Sedikit banyak gangguan pada perkembangan otak sang bayi akan berpengaruh pada kecerdasannya di masa depan.

Sayangnya karena merupakan penyakit turunan, tak ada pencegahan yang dapat dilakukan orang tua pengidap migrain agar anak kita tak menderita migrain. Yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan si kecil agar ia siap mengantisipasi serangan migrain ketika datang. Bisa dengan pola tidur teratur, stabilkan berat badan, makan sayur dan buah segar.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar